Thursday, June 30, 2016

2016-06-04 MAY to Pulau Payung

Tanggal 4 Juni 2016, hari Sabtu pagi, kita sedang heboh di Pelabuhan Kaliadem. Pasalnya beberapa peserta belum muncul di pelabuhan. Ada yang masih ribut dengan ojek, ada yang masih ribut dengan kereta, segala macam urusan transportasi menuju ke Kaliadem.

Sementara itu para anggota geng Main Air Yuuk (MAY) sudah siap dengan karcis kapal dan barang bawaannya masing-masing di dalam gedung loket pembelian karcis di Kaliadem, Jakarta. Hari ini rencananya 28 orang akan berangkat ke Pulau Payung dengan dikomandoi oleh mbak Utami Nandawati Imaniar yang akrab disapa Nanda. Mbak Nanda yang masih single namun sudah punya calon dan kabarnya akan segera berlanjut ke jenjang yang lebih mapan ini, punya hobi travelling. Sengaja kali ini kita daulat lagi untuk mengomandoi trip ini.



Trip ini adalah trip Main Air Yuuk terakhir sebelum memasuki masa puasa. Seperti biasanya memang pada saat masa puasa, teman-teman muslim tidak bermain air. Dan mereka akan mulai bermain air lagi setelah Hari Raya Idul Fitri. Jadi sekitar sebulan lamanya.

Dari rombongan kali ini, tercatat ada satu keluarga, yaitu om Primustius Chindra, beserta istri, dan si kecil Isabel. Saya, Gunadi dengan putri saya Grace. Lalu teman-teman MAY yang lain yaitu Nanda, Flora dengan temannya Kisko, Tommy Tommaii bersama temannya David dan Saori, Ria, ko Edy, Febriansyah, Osel Chandra, Hilda, Gusti Pratama - Gusti Ndut, Budi, Jovi, Aaron si Abon, Oma Dewi yang lincah, Heni, dan Sam Valentinus si Amen. Dari group Backpacker Sharecost (BSC) ikut serta Bang Egi, Putri, dan Yora. Seharusnya dari grup BSC ada Bunda Sys sang ibu notaris beserta putrinya Hasna. Namun karena putra Bunda Sys sedang ulangan akhir, maka dengan terpaksa harus menemani di rumah, jadi Bunda dan Hasna-pun tidak bisa ikut acara ini.








Kapal kayu cukup penuh, dan kita semua sudah berada di kapal kayu, menunggu rombongan Egi, Yora, dan Putri. Jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi, saat biasanya kapal sudah harus berangkat, namun kita meminta kapal untuk menunggu. Wah lain kali harus lebih disiplin dan berangkat lebih awal dari rumah ...

Sesampai di Pulau Payung, karena rombongan cukup banyak, dan beberapa homestay sudah terisi oleh wisatawan lain, maka kita menyewa dua tempat yang terpisah.

Setelah makan siang, kita menyewa sebuah kapal kecil untuk pergi ke spot latihan. Laut memang sedang kurang bersahabat kala itu, arus cukup kencang, tidak seperti biasanya, dan tidak seperti kunjungan kita ke Pulau Payung sebelumnya. Kemudian kita pergi ke spot lainnya yaitu di Pulau Payung Kecil. Lagi-lagi arus cukup kencang, bagi yang tidak memakai fin, pasti akan kerepotan. Lalu kitapun bermain-maind dan berpose di Pulau Payung Kecil yang imut dan tidak berpenghuni itu.

Sebagian rombongan berpose di Pulau Payung Kecil.

Masih di Pulau Payung Kecil.

Long fin milik Sam Valentinus, dengan gambar yang unik, salut atas usahanya memberi titik-titik dengan spidol silver khusus.







Hahaha... no caption lah.

 Saya dan putri semata wayang, Grace.

Malam harinya kita berkumpul di tepi pantai di depan area Menara Lampu Suar di Pulau Payung Besar. Menikmati beberapa ekor ikan bakar yang cukup besar dan nikmat dengan sambal kecap manis dan cabe iris. Luar biasa. Mas Gusti Rahmat, biasa kita panggil Gusti kurus, sang pemilik trip Ardventure, juga ke pulau ini, namun tidak bisa mengikuti acara MAY ini karena sedang punya pekerjaan memfasilitasi acara guru dari sebuah sekolah. Yah... kitapun maklum, pekerjaan dan profesionalisme harus dinomor-satukan. Semoga semakin maju, mas Gusti.

Ikan bakar ... hmm....

Saat itu juga sedang banyak pengunjung di pulau, banyak peserta lain, diantaranya peserta yang berkemah. Suasana pulau cukup ramai. Ada musik yang setiap malam Minggu digelar di pantai, yah band ala kadarnya, yang penting meriah. Kitapun kembali ke homestay dan beristirahat.









Keesokan harinya kita memasang buoy dan tali dan berlatih menyelam kembali di sisi kiri dermaga, spot yang cukup menjadi favorit kita di pulau ini untuk berlatih. Arus masih saja kencang dan permukaan laut banyak terdapat sampah mengapung. Suasana latihan menjadi kurang nyaman. Kita tidak dapat mengulangi menyentuh -20 meter saat ini. Tak apa lain kali bisa berlatih kembali.

Rombonganpun segera mandi. Cukup lama antrian kamar mandi sampai akhirnya kapal yang akan pulangpun harus menunggu rombongan ktia selesai mandi. Saya segera mandi secepatnya dan agak ala kadarnya. Biasanya sesampai di rumah, saya selalu mandi lagi dengan air PDAM yang pastinya lebih tawar, lebih segar dan lebih nyaman di kulit daripada air di pulau yang relatif lebih asin. 

Dalam perjalanan kembali ke Pelabuhan Kaliadem.

Waktu yang cukup padat, sehingga acara menghitung biaya share cost kita lakukan di atas kapal. Terima kasih teman-teman, senang bermain air bersama, ...

Sampai jumpa di acara trip selanjutnya...

Main Air Yuuk...

Gunadi TK

No comments:

Post a Comment