Wednesday, June 8, 2016

2016-05-15 Perjumpaan dengan Whale Shark yang Menggetarkan Hati

Semalam mata susah sekali terpejam. Padahal ini sudah tanggal 15 Mei 2016 pukul 1 pagi, saatnya istirahat. Akhirnya tertidur juga setelah membereskan alat-alat selam bebas.

Pukul empat pagi terbangun, tidak ada apa-apa. Padahal mata juga masih mengantuk. Sayapun tidur kembali. Entah pukul berapa tiba-tiba pintu kamar diketuk sambil seseorang bersuara keras: " Ikan... ikan... bangun...bangun". Segera secara reflek saya bangun dan membuka pintu.... Alangkah terkejutnya saya...


Kenapa pintu yang saya buka tidak ada orangnya ? Dan kenapa cuma sebuah balkon dan hanya laut di depannya. Astaga... iya... ternyata memang tempat tidur saya di bagian sisi belakang yang dekat dengan pintu dan pintu belakang tempat balkon kita memandang laut. Saya telah membuka pintu yang salah.

Sementara itu mas Riza sekamar saya tidur di kasur yang dekat dengan pintu depan. Dasar.... memang saya masih mengantuk, dan otak tidak bisa diajak kompromi, sesuatu reflek yang keliru. Lalu saya dan mas Rizapun bersiap. Sementara itu mas Detha yang sekamar dengan kita di kasur extra bed, tidak mau bangun, tidak ikut, katanya.

Saya memakai celana rash guard... baju rash guard saya sampirkan di bahu saya untuk saya pakai di speed boat nanti, waktu tak cukup ... mesin speed boat sudah dihidupkan, dan panggilan nama saya sudah diteriakkan. Action cam sudah siap, long fin, neoprene sock, masker, snorkel sudah saya bawa semua ... lengkap sudah.

Saya sudah duduk di speed boat, masih pagi sekali, andai saja bukan karena ingin bertemu whale shark, suatu satwa yang langka dan hampir punah, saya tidak akan rela seperti ini. Rasanya seperti saat pacaran, dan akan bertemu pacar di luar kota untuk pertama kalinya.... ah ... luar biasa. Speed boatpun melaju.... saya segera memakai rash guard bagian atas saya.... Brrr..... angin dingin. Speed boat tidak sepenuh seperti kemarin-kemarin, hanya sekitar 10 orang lebih yang duduk kali ini. Saya masih bisa memakai sock di dalamnya... Nah... muatan orang seginilah menurut saya idealnya...

Baru sadar saya tongsis saya tertinggal. Akhirnya saya hanya memakai tripod kecil yang fleksibel dan tingginya cuma 10 cm ! Ah... sial... pikiran saya mengatakan bahwa semalam sudah saya siapkan. (Saat sepulang dari melihat whale shark, ternyata tongsis saya tertutup seprei kasur di samping ranjang, pantes saja tidak terlihat, jadi rasanya seperti semua yang saya persiapkan sudah terbawa lengkap... ternyata... ).

Tak perlu lama untuk segera sampai ke lokasi bagan. Ternyata pukul 3 pagi, mas Harry Gunawan dan mas Ringga sudah berangkat dahulu, pergi ke satu bagan dan bagan lainnya untuk mencari keberadaan sang whale shark. Akhirnya ketemu di bagan terluar. Suatu dedikasi dan perjuangan yang tidak sia-sia. Dari bagan itu mas Harry melemparkan ikan yang sudah mati, hasil tangkapan nelayan bagan terus-menerus. Ternyata itu trick untuk tetap menahan sang whale shark selalu di dekat itu.

Sayapun segera turun ke air laut dengan rash guard hitam, sock, longfin, masker, dan snorkel, serta action camera di tangan dengan pegangan tripod hanya 10 cm... ahahaha.... darurat sekali. Saya segera mengabadikan whale shark. Saya melihat ada dua ekor.... satu ekor yang panjangnys sekitar 7 meter, dan seekor lagi panjangnya 5 meter. Luar biasa....

Video whale shark bagian pertama.

Whale shark berlenggak-lenggok berenang pelan. Mulutnya terbuka lebar, menghisap air dan ikan yang tadi dilempar. Lalu melalui lubang-lubang vertikal berjajar di bagian kanan dan kiri kepala, air dikeluarkan. Whale shark tidak memiliki gigi seperti ikan hiu pada umumnya. Makanannya hanya plankton yang diserap difilter. Bayangkan berapa banyak air yang dihisap dan dikeluarkan setiap saat. Yang lebih unik lagi, dengan badan sebesar itu, ternyata whale shark mempunyai mata yang kecil, dari luar terlihat matanya sebesar bola ping-pong. Ah ... lucu sekali.

Sepertinya sudah terpenuhi impian saya berenang dan menyelam bersama whale shark. Padahal kemarin diceritakan, seminggu sebelumnya, ada liburan panjang dan pengunjung sampai penuh sampai tidak tertampung di Derawan Fisheries. Home stay rumah pendudukpun akhirnya dipakai dan semuanya penuh. Tapi tidak satu ekorpun whale shark ditemukan. Tidak ada yang melihat keberadaannya. Sungguh luar biasa, kali ini kita bertemu dengan sang whale shark.

Saya mengusap kulit di badannya. Kulit yang kasar dan keras, memang tidak seperti karapas penyu yang super keras, kulit whale shark keras dan kasar ... apalagi hewan ini menyelam sampai kedalaman 100 meter... begitu yang saya dengar dan saya baca..


Video whale shark bagian kedua.

Saya teringat mengenai artikel yang sudah lama saya baca di harian Kompas, bahwa anak-anak di Papua, bermain dengan whale shark seperti dengan anjing peliharaannya. Karena tiap hari sudah bermain, si whale shark mengenali anak-anak tersebut. Anak-anak akan menunggangi whale shark dan ikut menyelam sampai 5 meter dan whale shark itu akan naik kembali, ke permukaan bersama sang anak. Sayapun mencoba, dengan memegang sirip besar yang di punggung, saya jepit perlahan dengan kedua telapak tangan saya. Ini saya lakukan agar si whale shark tetap bebas bergerak. Saya ikut menyelam sampai sekitar 10 meter, kemudian saya melepaskan diri. Whale sharkpun tetap berenang dengan anggun. Kemudian saya hanya mengamati dan mengambil video sampai empat video. Akhirnya saya dapat kesempatan ini.

Teman-teman juga tak kalah gembiranya. Datang serombongan teman lagi dari Derawan Fisheries. Rupanya disediakan speed boat kedua, bagi yang terlambat bangun. Ah... mas Harry sungguh baik. Teman-temanpun segera memenuhi permukaan air dan mereka semua sangat antusias. Saya mengamati hanya ada dua ekor whale shark yang panjangnya 5 meter. Kemana perginya yang 7 meter tadi. Kalau begitu berarti ada tiga ekor whale shark. Tak lama kemudian whale shark yang 7 meter inipun muncul kembali.

Bayangkan satwa sebesar itu, naik ke permukaan, dengan kondisi manusia yang ramai. Saya melihat ke kanan dan ke kiri, belum nampak sang ikan naik. Namun tiba-tiba pinggang saya didorong dari samping kiri oleh sesuatu yang besar, ternyata itu adalah mulut sang whale shark. Dorongan ini bukan seperti ditabrak mobil, tapi seperti dorongan yang pelan namun bertenaga besar, bukan impact. Entah karena sang whale shark kebingungan mau mengambil jalur mana, tapi rasanya di belakang dan di depan saya sedang tidak ada orang saat itu, karena saya tepat berada di bagian bawah bagan. Aneh... sepertinya memang mengajak bermain.

Video whale shark bagian ketiga.

Berikutnya oleh whale shark yang lain, kali ini dia kebingungan dan menerobos di antara teman-teman yang antusias ingin meraba kulitnya. Saking antusiasnya, mereka lupa bahwa whale shark harus diberi ruang gerak. Alhasil ekor belakang mengayun dan saya kebagian sabetan ekor belakang ke bagian perut saya. Tidak ada rasa sakit, sabetan siripnya juga ringan. Memang sebaiknya jangan terlalu banyak orang dalam satu kali perjumpaan. Atau minimal memberi ruang gerak bagi si whale shark, dengan tidak berkerumun seperti melihat artis yang sedang manggung. Ahaha... tapi ya sudahlah, memang sangat antusias. Dan boleh dibilang semua baru pertama kali bertemu, kecuali teman saya Darius yang sudah pernah bermain dengan whale shark di Talisayan yang ukurannya lebih besar.

Eh... ada yang nyelonong di bawah kita... Salah satu dari tiga whale shark yang berenang bersama kita di Pulau Derawan (foto: Angga). — with Devi Junita at Pulau Derawan.

Video whale shark bagian keempat

Rombongan yang datang pertama bersiap pulang, termasuk saya, menaiki salah satu speed boat. Kali ini saya sudah merasa puas. Impian besar itu sudah terwujud.

Berhasil sudah, saran saya terlaksana. Saya yakin, kali ini semua rombongan pasti akan bercerita tentang kekaguman dan pengalaman besarnya ketemu whale shark di Kepulauan Derawan. Ada kepuasan tersendiri bila memberi saran dan akhirnya terlaksana dan membuat senang banyak orang.

Sayang ada yang masih tidak mau turun ke air laut saat itu. Padahal sudah saya kasih semangat untuk memberanikan diri. Teman ini hanya menitipkan action camera Go Pro-nya ke teman lain yang turun ke laut. Entah berapa kali saya memberi saran untuk membesarkan hati turun sendiri ke air laut. Karena bukan foto atau video yang utama, akan tetapi kesempatan dan pengalaman merasakan sendiri itulah yang paling penting. Dan betul saja, teman saya ini menyesal tidak ikut turun ke laut. Kemudian teman inipun berjanji sepulang trip ini akan rajin berenang dan akan datang kembali memberanikan diri berenang bersama whale shark. Saya suka semangatnya.... Semoga terwujud.

Salam main air...

Gunadi TK

No comments:

Post a Comment