Thursday, June 30, 2016

2016-06-04 MAY to Pulau Payung

Tanggal 4 Juni 2016, hari Sabtu pagi, kita sedang heboh di Pelabuhan Kaliadem. Pasalnya beberapa peserta belum muncul di pelabuhan. Ada yang masih ribut dengan ojek, ada yang masih ribut dengan kereta, segala macam urusan transportasi menuju ke Kaliadem.

Sementara itu para anggota geng Main Air Yuuk (MAY) sudah siap dengan karcis kapal dan barang bawaannya masing-masing di dalam gedung loket pembelian karcis di Kaliadem, Jakarta. Hari ini rencananya 28 orang akan berangkat ke Pulau Payung dengan dikomandoi oleh mbak Utami Nandawati Imaniar yang akrab disapa Nanda. Mbak Nanda yang masih single namun sudah punya calon dan kabarnya akan segera berlanjut ke jenjang yang lebih mapan ini, punya hobi travelling. Sengaja kali ini kita daulat lagi untuk mengomandoi trip ini.

Wednesday, June 29, 2016

2015-04-19 Kolam Renang Korps Marinir, Cilandak

Kolam renang Gelora Bung Karno Senayan sedang ditutup sehubungan dengan diadakannya Konferensi Asia Afrika, jadilah saya dan teman-teman Satu Nafas Freedive pindah bermain air ke kolam renang ini.

Buat saya jika dibandingkan dengan kolam Senayan, secara keseluruhan kolam Senayan lebih jernih airnya, lebih banyak kolamnya, dan lebih besar ukuran kolam loncat indahnya.
Untuk ruang gantinya, Senayan kalah dalam hal perawatannya dibandingkan dengan ruang bilas dan ruang ganti di kolam marinir ini.


2016-06-25 Berlatih 20m di Pulau Pramuka

Masa puasa bagi teman-teman yang beragama Islam sedang berlangsung, masih banyak waktu sampai dengan Hari Raya Idul Fitri 6 dan 7 Juli 2016. Biasanya saat puasa memang aktivitas bermain air sedang surut. Kolam renang sepi. Pulau pun ikut sepi. Rencana awal tanggal 18 Juni akan ke Pulau Pramuka, namun karena berbagai hal, akhirnya diundur menjadi tanggal 25 Juni 2016.

Kali ini memang kita akan lebih banyak berlatih menyelam lebih dalam dan mencoba berlatih dengan prosedur keamanan yang kita tahu. Memang terbatas, tapi tak ada salahnya terus berusaha. Safety first. 

Dengan kondisi demikian, trip ini tidak diumumkan ke teman-teman di luar grup Main Air Yuuk. Terutama bagi yang lebih suka snorkeling cantik dan mencari spot-spot foto. Harap maklum.

Tuesday, June 28, 2016

Facebook – add-friend, unfriend, unfollow…

Membaca media internet memang mengasyikkan, menambah ilmu, menambah wawasan dan menambah teman. Ibarat pisau bermata dua, atau uang logam yang memiliki dua sisi, internet juga tidak terbebas dari hal-hal negatif.

Wednesday, June 15, 2016

2016-05-16 Sampai di Derawan Fisheries Kembali dan Perjalanan Pulang

Setelah mampir di Pulau Spongebob, kita sampai kembali ke Derawan Fisheries. Mandi dan badan segar kembali. Karena jumlah peserta sudah berkurang, maka kamar yang kita pakaipun sudah kita kurangi.Peserta pria tinggal saya dan mas Diyan. Sementara peserta wanita masih ada mba Aqied, tante Evi, mba Dyah, mba Rosa, mba Marsha, tante Devi, dan ci Agnes.

Keesokan harinya, tanggal 17 Mei 2016, kita menaiki kapal dan kembali menuju Pelabuhan Tanjung Batu. Dari sana mas Harry mengambil mobil yang ditaruh di gudang Derawan Fisheries. Lalu kitapun kembali menuju Tanjung Redeb dengan dua buah mobil.


Kembali dari Tanjung Batu ke Tanjung Redeb. Numpang bergaya saja. — at Pelabuhan Tanjung Batu.


Di perjalanan kami berhenti untuk makan siang. Sesampai di Tanjung Redeb, beberapa rekan mencari oleh-oleh. Tidak banyak toko oleh-oleh di Tanjung Redeb. Ada kaos-kaos dengan sablon Borneo, Derawan dan sebagainya, namun produksi dari Bandung. Saya termasuk orang yang tidak suka meminta oleh-oleh kepada orang yang bepergian, demikian pula juga sangat tidak suka membawa oleh-oleh.








Dari toko oleh-oleh, terlihat di ujung jalan , jika kita lurus dari perempatan ini adalah komplek Kantor Kabupaten Berau, sedang di bagian kananya terdapat Masjid Agung. Ingatan saya kembali pada hari kedua saya di Tanjung Redeb ini.

Jalan lurus juga menuju ke Bandara Kalimarau dan Samarinda. Sementara kalau berbelok ke kanan, kita akan menuju ke jalan darat untuk ke Talisayan. Talisayan terkenal akan whale sharknya yang lebih besar daripada yang kita temui di bagan di Derawan.

Lokasi Papan petunjuk jalan. Lurus jalan ini sebelah kanan anda akan menemukan masjid raya. Sedangkan ujung jalan ini akan menuntun kita ke lokasi kantor Kabupaten Berau. — in Tanjung Redep, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.

Papan petunjuk jalan di Tanjung Redeb. Dari sini kita bisa jalan darat ke arah Talisayan, tempat lain yang memiliki whale shark. — in Tanjung Redep, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
Bandara Kalimarau di waktu siang, saatnya pulang ke Jakarta. — at Bandara Kalimarau ~ Tj.Redeb Kaltim.








Kembali ke Bandara Kalimarau. Saya menumpang pesawat Garuda bersama Marsha. Sesampai di Balikpapan, Marsha menumpuang pesawat Garuda ke Jakarta lebih awal, sedangkan saya sekitar satu jam sesudahnya. Tante Devi menumpang pesawat yang lain lagi, sehingga cukup kerepotan dengan urusan bagais dan boarding lagi.

Ah rasanya masih ingin di Derawan, namun rasa kangen kepada keluarga di Jakarta dan tanggung-jawab kepada pekerjaan dan menafkahi keluarga, mengharuskan saya kembali ke Jakarta. Saya bersyukur mendapatkan kesempatan liburan ini. Bertemu dengan kawan-kawan baru, pengalaman baru, tempat yang baru.

Syukur kepada Tuhan diberi kesempatan yang indah...
Terima kasih kepada keluarga yang sudah saya tinggalkan seminggu ini.
Terima kasih kepada keluarga besar mas Harry Gunawan dari Derawan Fisheries yang sudah memberikan undangan dan sponsor tunggal acara ini, bapak mas Harry yang sudah memberikan tumpangan kendaraan, istri mas Harry beserta kerabat yang sudah menyajikan makanan selama di Derawan Fisheries.
Terima kasih kepada Bapak Bupati Berau yang sudah mengundang makan siang.
Terima kasih kepada team trip ini... mas Angga, mas Ringga, mas Dhaniel.yang sudah memandu kami ke tempat-tempat wisata dan mempersiapkan keperluan selama trip berlangsung.
Terima kasih kepada team speedboat, kapten Juri, kapten Anwar, dan kawan-kawan.

Lain kali Main Air Yuuk...
Gunadi TK

2016-05-16 Mampir Sejenak ke Pulau Spongebob, Pulau Manimbora...

Masih tanggal 16 Mei 2016 kala kita sudah harus mengakhiri bermain air di Danau Labuan Cermin. Dalam perjalanan kembali ke Pulau Derawan, kita mampir ke suatu pulau. Pulau ini tidak berpenghuni. Pulau kecil dengan dasar pasir ditumbuhi pohon kelapa dan beberapa pohon lain. Dataran yang rata saja, tidak berkontur tinggi.

Tidak perlu waktu lama untuk mengitari pulau ini. Saya terkejut melihat ada semacam tulang yang saya rasa menyerupai potongan tulang panggul manusia. Tak lama kemudian saya menjumpai tengkorak kepala manusia dan beberapa potong tulang lainnya. Lengkap sudah dugaan saya. Bukan main, saya belum pernah membaca mengenai pulau ini, dan tidak ada pemberitahuan dari mas Harry atau team lainnya mengenai pulau ini. Hanya disebutkan bahwa kita akan mampir di Pulau Spongebob... Hahaha iya... si Spongebob Squarepants yang ada di televisi.

2016-05-16 Keajaiban Danau Labuan Cermin, Danau dengan Dua Rasa

Pulau Kaniungan Besar yang baru saja kita tinggalkan memberikan kesan tersendiri. Serasa masih perlu di eksplore dengan teman-teman yang bisa main di tempat yang lebih dalam, yang katanya banyak ikan besar-besar di tengah. Barangkali bersama teman-teman yang mahir spearfishing, bisa juga.

Masih relatif pagi saat kita meninggalkan Pulau Kaniungan Besar, tanggal 16 Mei 2016 ini. Boat membawa kita ke arah utara melewati Teluk Sulaiman. Tak lama kemudian, hampir pukul 10, boat kita sudah sampai di sebuah tempat seperti dermaga nelayan. Itulah Desa Labuan Kelambu, Kecamatan Biduk-Biduk, Kabupaten Berau, Propinsi Kalimantan Timur. Boat kita merapat dan kita naik untuk pindah ke kapal kayu milik warga setempat yang lebih tenang dan lebih kecil.

Sampai di pelabuhan di Desa Labuan Kelambu, speedboat berlabuh di sini, dan kita berpindah ke kapal kayu yang lebih tenang untuk masuk terus ke Danau Labuan Cermin. — at Labuhan Cermin, Biduk - Biduk, Berau.

Sebenarnya ini baru sampai dermaga Labuan Kelambu, akan berpindah ke kapal kayu di belakang saya, tapi sudah ditulis Welcome to Labuan Cermin, dianggap pengunjung sudah pasti langsung ke sana.— at Labuhan Cermin, Biduk - Biduk, Berau.

Kapal kayu membawa kita melewati sebuah rangka jembatan besi untuk jalan mobil. Setelah melewati jembatan tersebut, kita masuk ke area semacam muara sungai yang luas sekali. Ada pilihan jalan untuk ke kiri maupun ke kanan, lalu kita mengambil jalan yang kiri, akhirnya kapal memasuki area yang lebih kecil. Area inilah yang kita sebut Danau Labuan Cermin. Jadi dari area tempat speedboat kita mendarat sampai Danau Labuan Cermin ini tetap tersambung, sehingga cukup dengan kapal kayu sampai ke area ini, tidak perlu tracking atau jalan di darat lagi. Lain halnya dengan Danau Kakaban dan Gua Haji Mangu yang kita kunjungi sebelumnya, di kedua tempat tersebut kita harus turun dari speed boat dan berjalan lagi karena terpisah oleh daratan.

Kita hanya perlu turun dan naik karena berganti boat saja, dan speed boat kita akan parkir di pelabuhan, namun alur air tetap tersambung, jadi antara lautan dan Danau Labuan Cermin, airnya berhubungan terus. Jadi bisa dimengerti air lautlah sumber air asin dan rasa asin di Danau Labuan Cermin tersebut.

Dermaga untuk naik ke kapal kayu di Dermaga Desa Labuan Kelambu. — at Labuhan Cermin, Biduk - Biduk, Berau.


Berganti dengan kapal kayu setempat, lalu melewati jembatan jalan raya ini untuk masuk ke semacam muara dan kemudian baru masuk ke Danau Labuan Cermin. — at Labuhan Cermin, Biduk - Biduk, Berau.


Memasuki area Danau Labuan Cermin, langsung terlihat berbeda dengan jalur yang kita lalui sebelumnya. Permukaan air yang jernih, kebiruan, sehingga kita bisa melihat sampai ke dasar, pohon-pohon yang tumbang, batu-batu dan sebagainya.

Kapal kita mendarat di dermaga mengapung berupa drum bekas yang sudah diberi lantai potongan kayu yang rapih. Tak menyia-nyiakan waktu kita segera memakai peralatan main air. Saya sendiri masih memakai rash guard hitam yang dipakai saat main air di Pulau Kaniungan Besar. Byuur.... terasa sekali air yang dingin.

Masker saya langsung berembun. Baru kali ini saya merasakan air yang sedingin ini di trip ini. Rasanya air di Danau Labuan Cermin ini lebih dingin daripada air di Gua Haji Mangku. Casing underwater action camera saya juga ikut berembun. Entah sudah berapa kali saya menyeka masker saya, tak terhitung, supaya hilang embunnya.

Disebut Cermin barangkali karena airnya yang sangat jernih, sehingga digambarkan dengan namanya Labuan Cermin. Nah karena orang menyebutnya danau dua rasa, maka saat menyelam, saya sengaja memasukkan air ke mulut saya untuk dicecap lidah.... hahaha... baru kali ini saya sengaja merasakan. Kalau di kolam renang... hahaha... pasti ada campuran air kencing dan lainnya ... terbayang pasti tidak akan saya lakukan. Kalau di air laut, otomatis pasti kadang terasa karena air masuk saat snorkle dilepas dan dipasang.

Dua meter pertama air terasa tawar dan dingin. Air ini mungkin mengalir dari mata air di sekitar danau ini yang masih asri dan hijau rimbun. Semoga sumbernya tetap lestari. Di kedalaman dua meter berikutnya, air terasa asin dan visibilitynya lebih pendek, warnanya lebih kebiruan seperti air di pantai pada umumnya, dan yang pasti tidak sejernih air tawar di atasnya. Di bagian bawahnya lagi sebenarnya ada terlihat seperti selapis air lagi dengan warna yang lebih keruh kecoklatan ataupun kemerahan, rasa air ini juga agak asin, namun dari segi suhu terasa lebih hangat. Itulah keunikan danau ini. Anehnya memang air tidak bercampur. Jikalau air dan minyak, pastilah terpisah. Namun air tawar dan air asin yang terpisah, masihlah meninggalkan pertanyaan di benak saya, bagaimana ini bisa terjadi.

Pada lapisan yang tawar, terlihat ikan-ikan kecil berenang di pinggiran, terutama di sekitar dermaga apung tersebut. Di bagian air asin yang tengah juga terdapat ikan, namun ikan yang berbeda, ikan yang lebih besar sekitar sepanjang 20 centimeter dan berwarna seperti putih susu. Saya duga bahwa ada mereka seolah-olah berada di alam yang berbeda dan tidak saling berpindah alam. Bayangkan seolah rumah anda dan rumah tetangga anda menempel, namun dibatasi oleh tembok dari kaca yang transparan.... Begitulah yang saya pikirkan.

Air yang jernih di Danau Labuan Cermin. — at Labuhan Cermin, Biduk - Biduk, Berau.


Video YouTube saat menyelam di tepi dermaga ponton, terlihat ikan air tawar kecil-kecil yang lucu.


Video YouTube saat menyelam melewati sela-sela batang pohon yang tumbang di dasar danau..


Video YouTube Ocha belajar freedive 

.
Gunadi memegang banner Derawan Fisheries.


Tante Devi Junita Setiawan dengan banner Derawan Fisheries.

Rombongan berpose di Danau Labuan Cermin. — at Labuhan Cermin, Biduk - Biduk, Berau.

Kembali ke Desa Labuan Kelambu. — at Labuhan Cermin, Biduk - Biduk, Berau.

Makan siang menu mie instant, darurat di warung Melinda di Desa Labuan Kelambu. — at Labuhan Cermin, Biduk - Biduk, Berau..

Setelah selesai bermain air, kita kembali menaiki kapal kayu dan menaruh barang bawaan di speed boat. Lalu berjalan kaki sedikit untuk mengisi perut yang kelaparan di warung terdekat. Kebetulan warung tersebut tidak siap untuk makanan sebanyak jumlah peserta kita. Alhasil rombongan membantu memasak mie instant dengan tambahan telor ayam, yah namanya darurat. Beberapa potong kue juga dilahap untuk mengganjal. Lalu disambung buah semangka yang dikupas ala kadarnya oleh Mas Ringga Prayudha, seorang guide, tour leader, tour operator yang sempat berrambut kribo dan sekarang sedang mencoba style rambut gimbal. Sayang saya belum mendengar lantunan Bob Marley-nya...: " I shot the sherif, but I didn't shot the deputy...". . Lapar ya... Iya...hahaha...


Salam main air...
Gunadi TK


Sunday, June 12, 2016

2016-05-15 Menyepi di Pulau Kaniungan Besar

Setelah sebagian rombongan berangkat dengan speed boat menuju Pelabuhan Tanjung Batu di Pulau Kalimantan dan mengakhiri rangkaian acara Meet and Trip Derawan Fisheries ini, sebagian peserta sisanya, termasuk saya, berangkat menuju Pulau Kaniungan Besar dengan speed boat lainnya.

Dengan dinahkodai kapten Juri, setelah beberapa jam, kapal melewati Pulau Kaniungan Kecil dan mendarat di pantai Pulau Kaniungan Besar. Saat itu siang hari menuju sore hari, masih tanggal 15 Mei 2016. Kamipun segera menurunkan barang-barang bawaan kami untuk ditaruh di satu rumah kayu tempat sebagian dari kami menginap.


Thursday, June 9, 2016

2016-05-15 Acara Resmi Meet and Trip Derawan Fisheries Berakhir

Setelah berenang dengan tiga ekor whale shark yang bakalan tidak terlupakan oleh semua peserta, kita kembali ke Derawan Fisheries. Membilas badan dan berganti dengan pakaian bersih, pastilah disegerakan.

Siang itu, tanggal 15 Mei 2016, adalah resminya rangkaian acara Meet and Trip 05, atau yang kali ini disebut Meet and Trip Derawan Fisheries berakhir. Disebut Meet and Trip Derawan Fisheries adalah karena acara ini disponsori oleh sponsor tunggal dari Derawan Fisheries yang dimiliki oleh mas Harry Gunawan.


Wednesday, June 8, 2016

2016-05-15 Perjumpaan dengan Whale Shark yang Menggetarkan Hati

Semalam mata susah sekali terpejam. Padahal ini sudah tanggal 15 Mei 2016 pukul 1 pagi, saatnya istirahat. Akhirnya tertidur juga setelah membereskan alat-alat selam bebas.

Pukul empat pagi terbangun, tidak ada apa-apa. Padahal mata juga masih mengantuk. Sayapun tidur kembali. Entah pukul berapa tiba-tiba pintu kamar diketuk sambil seseorang bersuara keras: " Ikan... ikan... bangun...bangun". Segera secara reflek saya bangun dan membuka pintu.... Alangkah terkejutnya saya...


Saturday, June 4, 2016

2016-05-14 Mencoba Scuba Diving di Pulau Derawan

Berangkat ke Gusung Sanggalau dengan perasaan gembira karena ada suatu petualangan baru lagi, pulangnyapun gembira. Entahlah apakah ada teman yang berangkatnya galau, lalu pulangnya tidak galau lagi.

Siang ini, 14 Mei 2016, kita langsung mendarat di suatu dermaga yang kita belum pernah ke sana sebelumnya. Rombongan dari Gusung Sanggalau ini naik ke dek paling atas di dermaga tersebut. Di sana sudah tersedia beberapa set alat-alat selam tabung (scuba diving). Sebut saja ... tabung scuba yang sudah terisi gas, lalu weight belt berisi 4 atau 5 timah pemberat dengan berat masing-masing timah 2 lbs, snorkel, masker, fin pendek, BCD, dan baju selam (wet suit).


Friday, June 3, 2016

2016-05-14 Gusung Sanggalau... Pulau Pasir yang Menghilangkan Kegalauan

Tanpa perlu mengganti rash guard hitam saya... saya segera naik ke speed boad yang sudah disiapkan. Saya memang termasuk tipe pria yang sangat cuek dengan penampilan, rash guard hanya punya satu, dan warnanya hitam ...  Setiap hari sama, dipakai terus. Lain halnya dengan rombongan para wanita, baju berganti setiap hari, warna selalu cerah, selalu siap di depan kamera...

Oh iya... kenapa saya punya hanya satu rash guard, rash guard dipakai basah-basahan, cukup dibilas dengan sabun cuci secukupnya, lalu diangin-anginkan. Belum keringpun bisa dipakai lagi, toh akan dipakai berbasah-basahan. Warna hitam saya pilih karena satwa air merasa nyaman dengan warna hitam, dibandingkan dengan warna cerah. Sehingga saat saya menyelam, mereka akan merasa nyaman dan tidak terprovokasi untuk menjauhi saya.

Thursday, June 2, 2016

2016-05-14 Bermain-Main di Derawan Fisheries

Hari ini adalah hari ketiga kita di Derawan Fisheries, agenda hari ini tidak terlalu padat, hanya bermain pasir dan berfoto-ria di gusung yang dekat, kemudian sorenya mencoba scuba diving. Karena itu rombongan agak santai. Sayang kalau pagi hari, 14 Mei 2016 ini, saya sia-siakan.

Sandal gunung yang sudah sering saya pakai ke pulau, kali ini jebol. Sambil mencari sandal jepit sebagai pengganti, saya berjalan-jalan di pulau. Derawan Fisheries terletak di tengah pulau, jadi kita tinggal keluar sedikit sampai ujung gang, lalu di jalan pasir tersebut banyak dijumpai kios makanan, kios cendera-mata, gerobak makanan kecil, diving center, persewaan sepeda, persewaan alat snorkeling, dan tak ketinggalan rumah-rumah warga yang dijadikan homestay.