Sunday, May 22, 2016

2016-05-12 Misteri di Pulau Derawan

Oh ya.... kita sudah sampai di dermaga Pulau Derawan.... hari Kamis siang tanggal 12 Mei 2016 ini...

Suasana dermaga Pulau Derawan.


Sebuah misteri.... yah... Saat saya turun ke Dermaga... ada sebuah tas tergeletak...

Koper misterius... — at Pulau Derawan,berau,kalimantan Timur.


Sebuah tas tergeletak di dermaga....Entah tas koper atau tas backpack warna hitam...Di bagian depannya tertulis Jejak-Jejak Misterius... wah suatu teka-teki lagi...

Wah...misteri Pulau Derawan — at Pulau Derawan, Berau.

Tak lama kemudian terjawablah sudah misteri itu. Si empunya tas datang mengambil. Tas itu milik mas Erwin, isinya drone yang siap segera dipasang untuk memotret kita semua dari udara. Mas Erwin adalah pilot drone yang kondang, yang sempat ikut dalam pembuatan serial untuk Trans 7 yaitu Jejak-Jejak Misterius. Mas Erwin dibantu dengan tiga orang temannya akan membuat dokumentasi dari acara Meet and Trip ini secara profesional, dan liputan profesional yang akan layak tayang untuk siaran di televisi.

Melangkah dari dermaga, kita akan sampai di gerbang selamat datang yang menyambut kita memasuki Pulau Derawan.

Gerbang selamat datang menyambut kedatangan kita di Pulau Derawan. — at Pulau Derawan,berau,kalimantan Timur.

Bersama dengan dua ibu-ibu cantik anggota rombongan kita... — with Devi Junita at Pulau Derawan,berau,kalimantan Timur.

Papan proyek yang sering saya temui. — at Pulau Derawan,berau,kalimantan Timur.




Dan kitapun jalan melalui gerbang dan makin masuk ke dalam Pulau Derawan ini (klik di sini untuk info Pulau Derawan dari Wikipedia). Di dalam pulau ini terdapat SD, SMP, gedung olahraga, masjid jami, puskesmas, kantor kepala desa, Bank Kaltim dan aneka usaha rakyat. Banyak terdapat homestay milik warga, penyewaan alat snorkeling, penyewaan sepeda, dive center, warung, toko kelontong, kafe sehingga boleh dibilang cukup lengkaplah untuk penunjang wisata pulau ini. Apalagi bila dibandingkan dengan Pulau Pisang (klik di sini) di Lampung yang saya kunjungi sebelum ini. Sungguh kontras sekali bedanya.

Sebagian yang ada di Pulau Derawan Masjid, SD, SMP, Kantor Kepala Kampung, Puskesmas, dan Sumur Tua Bersejarah... selain tentunya homestay, cafe, warung, dive center, penyewaan sepeda, penyewaan alat snorkeling, dan ada juga Bank Kaltim. — in Kasai, Kalimantan Timur, Indonesia.



Beberapa menit kita berjalan kaki dari dermaga, dan tak terasa kita mendapati sebuah gerbang kecil bertuliskan Derawan Fisheries dengan jalanan beralas papan kayu ... rasanya sudah sampai ke tujuan kita. Memasuki gerbang kayu tersebut dan berjalan lurus lalu berbelok kiri dan berbelok kanan lagi... kita mendapati kantor Manta Dive Center di sebelah kiri, lurus lagi dan kita sudah berjalan di atas papan kayu yang berdiri kokoh di atas pantai.

Di sebelah kanan terdapat sekitar 11 kamar yang dilengkapi dengan penyejuk udara ... Kamar-kamar yang berdiri di atas laut inilah water villa milik Derawan Fisheries.Sedangkan di sebelah kirinya adalah laut. Di bagian ujung jalan terdapat pelataran dari kayu juga dan resto Derawan Fisheries.


Gerbang masuk menuju area Derawan Fisheries. — at Derawan Fisheries.

Di pelataran sudah ramai terdengar musik tradisional menyambut kita. Empat gadis cilik berpakaian adat lokal berwarna biru menari mengikuti irama musik. Staf lokal juga ikut menari bersama mereka. Beberapa peserta trip inipun mencoba mengikuti gerakan mereka. Pelataran yang tidak seberapa luas inipun seketika terasa sempit, tidak muat jika semua peserta ikut menari bersama mereka. Itulah Tari Dalling, tarian khas penduduk setempat yang berasal dari suku Bajau. Barangkali untuk perkembangan ke depannya nanti, perluasan area ini perlu dipertimbangkan untuk menampung peserta lebih banyak.


Serombongan penari tradisional menyambut kedatangan kita. Para penghuni team Derawan Fisheries dan tamupun ikut larut menari. — at Derawan Fisheries.

Video tarian yang menyambut kita.

Setelah beberapa tarian yang berbeda meramaikan pelataran. Kitapun berbagi kamar. Semula satu kamar akan berisi dua peserta. Namun karena ada kamar yang akhirnya dialokasikan untuk perwakilan dari KNPI Berau, maka tiga atau empat peserta akan berbagi satu kamar, tentunya dengan extra bed. Saya menempati kamar nomor enam bersama mas Riza dan bang Detha. Peserta total berjumlah 21 orang dengan komposisi 7 peserta pria, dan 14 peserta wanita. Sedangkan untuk official team, terdapat mas Ringga, bang Angga dari Indonesia Paradise, dan mas Dhaniel Christian ikut diperbantukan.

Berjalan melewati resto Derawan Fisheries, kita akan mendapati (kali ini) di sebelah kiri kita lima kamar yang merupakan kerja sama Derawan Fisheries dengan partner lain dan diberi nama Fisheries Eco Villa. Fisheries Eco Villa memiliki ruangan yang lebih mewah daripada kamar Derawan Fisheries. Harga yang dipatokpun memang di atas harga kamar Derawan Fisheries. Nah artinya bagi teman-teman yang lebih longgar budgetnya, teman-teman masih punya alternatif untuk memilih kamar ini. Setiap kamar Fisheries Eco Villa dilengkapi dengan balkon pribadi menghadap ke laut.

Di sebelah kanan jalan di Fisheries Eco Villa tersebut, saya mendapati suatu pelataran kecil yang menjorok ke laut. Tempat ini diberi nama Sunset View Point.Dari tempat ini kita dapat berfoto ria dengan latar belakang sunset.

Sunset di Sunset View Point di Derawan Fisheries.— at Derawan Fisheries.

 Berjalan ke ujung lagi, kita akan mendapati pelataran yang lebih luas dari Sunset View Point tadi. Di situ terdapat gerbang untuk berfoto dengan tulisan Welcome (to) Fisheries Eco Villa.

Papan Welcome (to) Fisheries Eco Villa.

Sunset sudah berlalu dan langitpun menjadi gelap. Di ruang resto sudah disajikan aneka masakan untuk makan malam kita. Beberapa ekor lobster utuh, sate cumi, masakan ikan, kerang dan lainnya sudah tersaji. Pelataran yang tadinya menjadi area penyambutan, kali ini sudah diisi dengan tiga buah meja pendek yang panjang untuk tempat kita lesehan menyantap hidangan makan malam.

Lobster... makanan mewah untuk penduduk kota besar seperti saya ini... — at Derawan Fisheries.

Masakan lainnya dari cumi, kerang, ikan dan sebagainya... — at Derawan Fisheries.


Sebagai hidangan penutup disajikan makanan khas lokal asli suku Bajau yang semakin susah didapat, yaitu Tehe Tehe. Bulu babi yang digunakan adalah bulu babi jenis lain yang lebih susah didapat. Oleh karenanya agak jarang tersedia makanan ini. Pertama-tama bulu babi dibersihkan dari duri-durinya. Kemudian dibuka dari bawah untuk mengeluarkan isinya. Setelah itu dicuci bersih. Dari bagian bawahnya dimasukkan beras ketan putih, lalu ditutup dengan daun pandan. Setelah itu satu persatu dimasukkan ke dalam panci yang berisi air untuk direbus sampai ketannya menjadi matang. Cara memakannya adalah dengan memecahkan cangkang bulu babi tersebut.

Menu khas Derawan yang sangat jarang dijumpai... Ketan putih yang dimasukkan ke dalam cangkang bulu babi, lalu direbus, rasanya sedap. Cangkang bulu babinya dibersihkan terlebih dahulu dari duri dan isinya. Lalu diisi beras ketan, dan direbus beberapa saat... nama makanan ini Tehe Tehe. — at Derawan Fisheries.

Sehabis makan malam, rombongan pun berkumpul untuk saling berkenalan bagi yang belum sempat berkenalan. Dan obrolan-obrolanpun mengalir cepat, maklum keduapuluh satu peserta ini dipilih para traveller, yang memiliki akun instagram juga sekaligus blogger.

Setelah acara ini pesertapun bebas bermain di depan ruang kamar masing-masing maupun menikmati suasana laut di pelataran resto ataupun pelataran eco villa.

Sebenarnya ini merupakan hari yang cukup melelahkan juga, kita menunggu acara jamuan makan, melakukan perjalanan darat jauh, lalu terguncang-guncang di speed boat... Namun kesemuanya itu menjadi tak berarti dibandingkan dengan kegembiraan kita bertemu dengan laut, teman-teman semua, dan suasana yang menyenangkan hati.

Malam semakin larut dan kitapun beristirahat...

Zzzz....

Gunadi TK

Sebelumnya:
https://mainairyuuk.blogspot.co.id/2016/05/2016-05-12-akhirnya-sampai-di-pulau.html

Sesudahnya:
https://mainairyuuk.blogspot.co.id/2016/05/2016-05-13-mengamati-sang-penyu.html

No comments:

Post a Comment