Thursday, May 19, 2016

2016-05-11 Pertama Kali ke Berau

Hari ini, 11 Mei 2016, kita sudah berpindah dari Jakarta ke Tangerang (Bandara Sukarno Hatta - berada di Tangerang... hahaha) lalu terbang ke Balikpapan, lalu makan kepiting di Balikpapan, dan kita kembali ke Bandara Sultan Aji untuk melanjutkan flight berikutnya.

Sesampainya di Bandara Sultan Aji Balikpapan, kita berempat, saya- Gunadi, Ibu Evi, Bang Riza, Mbak Rosa, menaiki pesawat Sriwijaya Air, dengan kode penerbangan SJ 156. Penerbangan ini menggunakan pesawat Boeing 737-300 dengan konfigurasi kursi di kelas ekonomi 3 di kiri, dan tiga di kanan. Saya mendapat posisi di kursi 5F, di dekat jendela pesawat. Ah baiknya bagian check in di Terminal 1B di Bandara Soekarno Hatta. Pada penerbangan sebelumnya saya juga diberi posisi dekat jendela, padahal saya tidak memintanya. Mungkin juga karena sebelum saya ada rombongan yang membawa banyak kardus dan koper yang masuk bagasi, dan saya tenang saja menunggunya, tanpa sedikitpun merasa kesal maupun marah. Apalagi petugas check in ini juga mempunyai wajah manis yang cukup nyaman dipandang. Rejeki orang sabar... saya pikir begitu.

Penerbangan Balikpapan-Berau ini ditempuh selama 40 menit dengan ketinggian jelajah 21 000 meter di atas permukaan laut. Sementara zona waktu Balikpapan sama dengan zona waktu di kota tujuan, Tanjung Redeb, Berau, jadi tidak ada perbedaan waktu.

Penerbangan yang sangat singkat. Segera kita mendarat di Bandar Udara Kalimarau.

Bandar Udara Kalimarau, Tanjung Redeb, Berau, dilihat dari dalam kaca garbarata. — at Bandara Kalimarau ~ Tj.Redeb Kaltim.


Setelah mengambil tas yang tetap berada di bagasi dari Bandara Sukarno Hatta sampai dengan Bandara Kalimarau ini, mata saya langsung tertuju pada serangkaian poster promosi pariwisata di area ini.

Promosi Pulau Maratua di dalam Bandara Kalimarau. Pulau Maratua (2 375,70 Ha) merupakan pulau terluar yang menyimpan kekayaan alam yang sangat luar biasa bagi para penyelam. Pulau ini terkenal dengan nama The Big Fish Country karena sekumpulan ikan hiu dan barakuda serta paus dan berbagai jenis ikan hias dapat ditemui di perairan ini. — at Bandara Kalimarau ~ Tj.Redeb Kaltim.


Promosi Pulau Derawan di dalam Bandara Kalimarau. Keindahan bawah laut Kepulauan Derawan. — at Bandara Kalimarau ~ Tj.Redeb Kaltim.


Promosi Pulau Maratua di dalam Bandara Kalimarau.Pulau Maratua (2 375,70 Ha) merupakan pulau terluar yang menyimpan kekayaan alam yang sangat luar biasa bagi para penyelam. Pulau ini terkenal dengan nama The Big Fish Country karena sekumpulan ikan hiu dan barakuda serta paus dan berbagai jenis ikan hias dapat ditemui di perairan ini. — at Bandara Kalimarau ~ Tj.Redeb Kaltim.


Promosi Pulau Sangalaki di dalam Bandara Kalimarau.Pulau Sangalaki (15,90 Ha) dikenal sebagai daerah peneluran penyu hijau terbesar di Asia Tenggara dan taman wisata laut yang indah dengan habitat Manta Ray. — at Bandara Kalimarau ~ Tj.Redeb Kaltim.
.
Ah... Pulau Derawan, Pulau Maratua, Pulau Sangalaki... semuanya tempat yang rencananya akan kita kunjungi. Semoga cuaca bagus dan tidak ada halangan bisa ke semua tempat tersebut, ditambah dengan tempat-tempat lainnya.

Melewati pintu keluar penumpang di bandara, mas Harry Gunawan dari Derawan Fisheries sudah menunggu kita. Sosoknya yang langsing dengan senyum ramah menyambut kita semua. Maklum, kita semua sudah berkenalan di group Whatsapp Meet and Trip 05 - Derawan ini, jadi wajah sudah menjadi tidak asing lagi.

Kita semua langsung menaiki mobil Mitsubishi Double Cabin warna hitam dengan cutting sticker Derawan Fisheries. Semua barang bawaan kita taruh di bak pick up belakang. Kita semua berada di cabin. Kita menuju kota sebuah guest house di Tanjung Redeb. Perjalanan ditempuh hanya 15 menit. Kita mendapat kamar di lantai 3 di guest house ini. Saya satu kamar dengan bang Riza. Bu Evi satu kamar dengan mbak Rosa. Lumayanlah waktu untuk membongkar isi tas, mengisi ulang baterai hape dan kamera, tidur-tiduran, mandi, dan sebagainya. Agenda selanjutnya adalah menjemput sebagian rombongan lainnya yang datang pada hari ini di bandara.

Bandara Kalimarau saat malam hari. — at Bandara Kalimarau ~ Tj.Redeb Kaltim.

Bandara Kalimarau cukup besar untuk sebuah kota Kabupaten. Dengan penerbangan yang tidak terlalu banyak, praktis saat ini bandara menjadi sepi. Saat memasuki bandara dan akan menuju area penjemputan di depat lobby, mobil kita dihadang oleh dua petugas dengan dua motor yang diparkir menutupi jalan masuk. Kita ditanya mau kemana dan menjemput siapa, lalu pesawat apa. Setelah kita sebutkan, mereka lalu mengatakan bahwa pesawat tersebut belum tiba dan mobil kita diharuskan diparkir di area parkir, meskipun ruas jalan di depan lobby bandara kosong. Saking jarangnya penerbangan, sampai petugas parkirpun tahu dan hafal pesawat apa yang akan mendarat. Coba saja hal itu di bandara sesibuk Bandara Soekarno Hata, saya yakin petugas parkir tidak akan hafal setiap penerbangan.

Saat menunggu, ada sosok pria berperawakan gempal, berpenampilan agak nyentrik. Ternyata bapak ini adalah Bapak Erik Akbar, seorang instruktur selam tabung yang sangat dekat dengan mas Harry Gunawan. Kitapun segera terlibat pembicaraan hangat. Dari situlah mulai muncul bahwa nama kecil mas Harry Gunawan adalah Apoi. Kemudian sebagian orang memanggilnya Apow, Apoy, Apauw. Mas Harry mengiyakan semuanya, sehingga namanya menjadi cukup banyak dan bisa diperdebatkan antara satu teman dengan teman lainnya.

Meet this Big Bro Mr. Erik Akbar. He is a great POSSI dive instructor, and also owner of Neptune-Derawan.com Dive Center. This time we do not share the same team. Who knows next time. Hope for it. Mr. Akbar is also @derawanfisheries best friend, who share the same vision of bringing dive ecotourism to the more profesional level. — at Bandara Kalimarau ~ Tj.Redeb Kaltim.

Bang Erik Akbar sudah mempunyai dua putra-putri kalau saya tak salah ingat. Salah satunya adalah seorang putri yang katanya sudah dilatih menyelam sejak dini. Maklum, bapaknya seorang instruktur selam scuba sertifikasi POSSI. Bang Erik Akbar ingin agar setiap guide yang berada di Derawan memiliki sertifikasi minimal sertifikasi dasar, agar lebih profesional dalam pekerjaannya. Hal itu sudah dilakukannya di Tarakan. Bang Erik mengajak mas Harry untuk mengkoordinir agar hal tersebut terlaksana. Suatu ide yang baik, semoga berhasil.

Tak berapa lama, pesawat yang kita tunggu mendarat. Dunia sungguh sempit, Bang Erik ternyata menjemput mas Setra yang sempat kita temui di perjalanan sebelumnya di Balikpapan. Bang Setra dan beberapa temannya rupanya akan mengadakan ujian sesi open water di Derawan ini untuk naik kelas ke kelas Advance.

Teman serombongan kitapun juga mendarat... mba Aqied, mas Diyan dan mbak Puspita-pun segera bertemu kita. Lalu kita semua menuju tepian Sungai Segah di Tanjung Redeb ini untuk makan malam. Sungai Segah membelah Tanjung Redeb menjadi tiga bagian, sungai ini cukup lebar, hingga bisa dilalui kapal yang cukup lumayan besar. Segera ingatan saya melayang ke beberapa tahun yang lalu saat mengunjungi Sungai Musi di Palembang. Di sepanjang tepian Sungai Segah ini terdapat banyak gerobak makanan. Banyak motor dan mobil parkir dan penumpangnya turun memenuhi warung-warung gerobak yang ada. Kebetulan warung yang kita kunjungi menjual nasi goreng, baso dan soto ayam. Sayapun memilih soto ayam. Minumnya air jeruk.


Salah satu ruas tepian Sungai Segah yang dipenuhi aneka jajanan dan makanan. Ruas lain juga penuh dengan pedagang dan konsumennya.— at Tepian Sungai Segah Tanjung Redeb Berau.

Sebagian peserta yang sudah hadir malam ini, menikmati suasana makan malam di tepian Sungai Segah. Beberapa tidak nampak dalam foto. — at Tepian Sungai Segah Tanjung Redeb Berau.

Seorang bapak tua mendorong gerobak berisi kacang rebus. Saya membeli sepuluh ribu rupiah untuk kita nikmati beramai-ramai setelah makan malam tersebut.

Lalu kita kembali ke guest house dan beristirahat. Kamar kita bertambah satu penghuni lagi, mas Diyan.

Rasa kantuk menyerang dan sayapun segera tertidur setelah menghabiskan sisa kacang tanah rebus ala Tepian Sungai Segah.

Satu hari akan segera terlewati....

Zzzzz

Gunadi TK


Sebelumnya:

Sesudahnya:



No comments:

Post a Comment