Membaca media internet memang mengasyikkan, menambah ilmu, menambah wawasan dan menambah teman. Ibarat pisau bermata dua, atau uang logam yang memiliki dua sisi, internet juga tidak terbebas dari hal-hal negatif.
Saya melihat fenomena jenis penulisan di internet ini makin marak sejak demokrasi semakin terbuka dan bebas. Sejak media sosial mulai dipakai ajang kampanye. Banyak hal yang positif, ajakan yang positif, kampanye positif. Kekuatan positif yang menggalang massa, menyadarkan massa untuk “melek” terhadap kenyataan yang ada, yang membuat massa untuk ikut ambil bagian membangun secara positif, berkontribusi secara positif sekecil apapun. Kembali ke uang logam tadi, muncul pulalah hal yang negatif. Hal tersebut misalnya penulisan yang tendensius dan bertujuan fitnah, penulisan yang tidak cover both-sides, penulisan yang tidak didukung fakta. Nah… cobalah nikmati segelas kopi… lalu tarik nafas panjang dan hembuskan pelan-pelan. Cobalah berfikir tenang dan amati media yang saat ini anda baca… Cobalah gunakan nurani … Termasuk media yang manakah yang anda baca ?
Memiliki teman sangatlah menyenangkan. Sejuta teman masihlah kurang, satu musuh terlalu banyak. Namun orang lain mempunyai jalannya sendiri-sendiri, mereka bebas memilih pandangan dan jalan hidupnya sendiri, kita tidak bisa memaksakan pandangan kita, demikian pula sebaliknya. Perbedaan pandangan dan pendapat tentulah ada, dan kita harus memahami dan menghormatinya. Banyak hal yang bisa didiskusikan untuk saling memperkaya pemahaman antar teman, memperkaya pandangan kita. Diskusi yang positif akan membantu otak kita tetap hidup, tidak mudah pikun.
Banyak teman yang dirasa menyenangkan dan terbuka saat kita membahas sesuatu. Banyak teman yang jujur akan sesuatu, baik di depan kita maupun di belakang kita. Namun akan tetap ada orang-orang yang hidup berbeda dan punya pandangan yang berbeda, dan bahkan sudah hilang rasa pertemanannya oleh karena perbedaan pandangannya. Dan jikalau teman model seperti itu rajin membaca media sosial yang cenderung fitnah. Tentunya dia akan semakin jauh dari kita, logikanya sudah berbeda dengan kita. Saat mengobrolpun tidak bisa lepas terbuka, dan hanya ada hawa emosi dan suasana permusuhan yang muncul.
Beberapa teman bahkan menjadi sangat sensitif dan kehilangan rasa pertemanannya saat membicarakan hal-hal tersebut di atas. Lalu kita menjadi kecewa dengan teman tersebut.
Usia bertambah, sayang kalau sisa usia kita ini kita pakai untuk dihabiskan beradu argumen dengan orang yang keliru, yang menurut saya sia-sia, tidak produktif.
Di media Facebook (di media lain juga tentunya ada), selain tombol add-friend, kita dibekali tombol Unfriend dan Unfollow. Jadi pergunakanlah kedua tombol itu sebaik-baiknya. Selamat menimbang dan memutuskan …
Oh… janganlah lupa secangkir kopi ….
Selamat menikmati…
Salam
Gunadi TK
No comments:
Post a Comment