Berikut ini kita lakukan check list dari alat yang diperlukan:
Alat selam dasar : masker, snorkel, fin, boot -jika perlu, life vest - jika perlu..
Alat selam scuba: BCD, tabung, regulator, weight belt beserta lead.
Tangki scuba.
Tahapan yang perlu dilakukan untuk saat akan pertama kali sesi penyelaman (Untuk sesi penyelaman berikutnya, jika dengan rangkaian tabung, BCD, dan regulator yang sama dan belum dilepas uraikan, tentunya beberapa tahapan di bawah ini tidak diperlukan lagi) :
A. Mengecek udara dan valve:
1. Membuka kran tabung sedikit.
2. Mencium bau udara yang keluar dari tabung untuk memeriksa apakah udara yang di dalam tabung bersih atau ada bau kontaminasi saat pengisian dan sebagainya. Dengan membuka sedikit udara, juga berguna untuk membersihkan lubang udara dari kotoran, debu, atau serangga di lubang tersebut.
3. Menutup valve kembali.
4. Cek apakah O-Ring terdapat di lubang tersebut.
B. Memasang jaket BCD ke badan tabung SCUBA:
1. Memposisikan jaket BCD dengan tabung, arah lubang valve membelakangi kepala kita.
2. Pada bagian atas leher bagian belakang jaket BCD terdapat tali gantungan, sangkutkan tali ini ke bagian atas tabung melewati valve.
3. Mengaitkan strap jaket BCD ke tabung dengan memasukkan sabuk ke pola lubang 0-2-1 lalu dikencangkan, sambil ditahan, masukkan sabuk ke lubang ketiga, lalu buckle ditarik agar mengunci. Sisa sabuk yang ada ditempelkan ke velcronya dan atau diteruskan sehingga tidak menjuntai. Ketinggian jaket BCD lebih tinggi sekitar lima jari atau selebar telapak tangan kita dari ujung valve. Produsen jaket BCD kadang kala memiliki standard yang sedikit berbeda satu sama lain. Yang terpenting di sini adalah agar posisi valve tidak terlalu dekat ke kepala, sehingga tidak berbahaya saat water entry atau saat terjadinya safety disc yang pecah. Demikian juga posisi tabung tidak terlalu rendah sehingga tidak menyulitkan kita dalam meraih pangkal primary second stage pada saat regulator recovery dengan metoda reach.
C. Memasang regulator ke tabung:
1. Membuka dust cap dari first stage.
2. Mendekatkan lubang first stage ke lubang udara tabung, tetapi tidak menempel.
3. Membuka valve sedikit untuk meniup lubang first stage untuk memastikan agar lubang first stage bersih dari kotoran dan serangga. Pada step ini, harus sangat hati-hati karena pada lubang first stage terdapat membran tipis yg berfungsi sebagai filter dari udara yg mungkin kotor. Sehingga bukaan valve harus sedikit sekali. Jika kurang berhati-hati, maka bisa merusak membran, dan justru mendesak masuk debu/air sehingga bagian dalam first stage kotor/bergaram. Biaya servis untuk bagian ini bisa bernilai jutaan rupiah. Sehingga pada sebagian instruktur, praktek ini dihindari untuk mencegah kerusakan membran. Selain itu setiap orang berbeda-beda, ada yang super hati-hati dan ada yang ceroboh, sehingga lebih baik menghindari praktek ini. Juga harus diperiksa kembali, kadang kala saat kita membuka valve O Ring bisa terlepas.
4. Menutup kembali valve.
5. Memasang first stage regulator ke tabung. Pasang jangan sampai terlalu kencang, karena akan menyulitkan saat akan melepas first stage kembali dari tabung. Jika saat melepas nantinya sangat kencang, berarti tekanan di dalam selang masih tinggi, perlu dibuang dengan cara menekan tombol di second stage.6. Memasang selang inflator ke BCD.
7. Memegang semua ujung selang second stage, octopus, presure gauge dengan tangan kiri. Sehingga ada dua ujung selang yaitu ujung selang presure gauge dan ujung selang primary second stage di tangan, atau tiga ujung selang jikalau ada octopus (secondary second stage). Posisi badan jongkok di belakang tabung. Gunanya jika saat tejadi sesuatu kebocoran, selang-selang akan aman dan badan dan muka kita terlindung badan tabung. Jika terjadi kebocoran selang, terutama selang high pressure yaitu pada pressure gauge, maka selang bisa bergerak cepat dan kuat. Buka valve dengan tangan kanan, sedikit demi sedikit. Pada point ini terdapat pandangan bahwa jikalau tekanan terlalu tinggi, pressure gauge oleh karena sesuatu hal di luar perkiraan, pressure gauge pecah dan dapat mengenai tangan, maka sebaiknya pressure gauge ditaruh dibalik jaket BCD, sehingga jikalau pecah, terlindung oleh jaket BCD.
8. Bukalah valve sampai posisi paling terbuka full, lalu kembalikan lagi sebanyak dua putaran. Ini untuk memastikan bahwa posisi valve terbuka dan memudahkan cek valve dengan memutar secara mudah sedikit ke kiri dan sedikit ke kanan. Jika posisi mentok terbuka, kita akan kesulitan melihat secara fisik tanpa melihat presure gauge apakah memang valve terbuka atau valve yang keras dan dalam kondisi tertutup.
D. Memeriksa tekanan dan fungsi BCD dan regulator:
1. Cek tekanan yang terdapat di presurre gauge. Umumnya standard tekanan adalah sekitar 3000 psi. 1 bar adalah 14.5 psi, sehingga dalam beberapa alat ukur digunakan satuan bar, yaitu sekitar 200 bar.
2. Tekan tombol inflator, sampai BCD terisi udara secara penuh.
3. Bila BCD terlalu penuh, maka ada klep yang akan membuang kelebihan udara di BCD.
4. Cek kebocoran BCD. Kadang terdengar suara berdesis karena kebocoran BCD. Jika demikian maka ganti dengan BCD lainnya yang masih dalam kondisi layak pakai.
5. Cek fungsi deflator melalui tombol deflator di tangan kiri, menarik selang deflator, menarik katup deflator atas, menarik katup deflator kanan bawah.
6. Cek fungsi primary second stage dengan menekan tombol di second stage.
7. Cek fungsi secondary second stage (octopus), jika ada. Tidak semua regulator memiliki octopus.
E. Pemasangan semua peralatan ke badan diver:
1. Pakaikan jacket BCD yang sudah tersambung dengan tangki dan regulator. Rekatkan waist band, lalu pasang buckle di sekitar itu dan satu lagi buckle yang lebih kecil di bagian dada. Tergantung tipe jaket BCD yang dipakai. Ide dasarnya seperti memakai carrier dalam mendaki gunung, ada buckle di pinggang dan buckle di bagian dada. Meskipun demikian ditemui juga jacket BCD yang hanya mempunyai waist band dan buckle di sekitar waist band, tidak terdapat buckle di atas dada.
2. Pasang masker dan snorkel. Snorkel tidak ditaruh di mulut. Beberapa orang mengalungkan masker di leher.
3. Pasangkan weight belt yang sudah dilengkapi lead/pemberat. Weight belt saat ini disarankan dipasang terakhir saat mau turun dan dilepas pertama kali saat selesai diving. Dipasangkan terakhir untuk mengurangi resiko, misalnya saat sebelum entry, diver sudah memasang weight belt dan belum memasang jaket, namun terpeleset dan jatuh dari kapal ke laut, maka bisa berakibat fatal. Demikian pula saat akan naik, biasanya reflek adalah melepas jaket terlebih dahulu, saat jaket dilepas, lalu diver akan merosot ke bawah laut karena dibebani pemberat.
4. Memasang fin.
5. Setelah semua lengkap, maka mitra/buddy wajib melakukan recheck satu sama lain, apakah buckle sudah terpasang semua, apakah peralatan sudah terpakai semua. Beberapa tahapan di atas bisa juga dibantu pasangkan oleh mitranya.
Catatan: Pada bagian ini untuk segi kepraktisan, umumnya diver memasang weight belt sebelum memasang jacket BCD, agar lebih mudah. Untuk entry yang dilakukan di dermaga seperti nail jump, giant stride, dsb. Untuk segi keamanan step di atas lebih dianjurkan, terutama jika entry dilakukan di atas kapal kecil atau kapal karet. Masih terdapat cara untuk memasang weight belt setelah memasang jaket BCD.
Nah...
Tinggal tunggu aba-aba dari sang dive master...
Ilmu diving juga berkembang seiring dengan perkembangan alat, hal-hal baru yang ditemui dalam praktek di lapangan. Beberapa hal disetujui bersama, dan beberapa hal memiliki variasi pandangan yang menyebabkan terjadinya berbagai aliran di dalam ilmu diving tersebut. Pada intinya semuanya berusaha membuat diving menjadi lebih aman dan nyaman.
Main Air Yuuk...
Gunadi TK
No comments:
Post a Comment