Kalau diingat-ingat dari jaman pertama pegang mobile phone... pertama kali saya pegang adalah milik tempat kerja saya... Car Phone. Dengan jaringan NSM. Alatnya diattach ke mobil. Gelombangnya kalau tak salah di 450, bukan 900, 1800 atau 1900 seperti GSM saat ini.
Kemudian bergeser ke Indosat, saat masih awal dan harus mendaftar sendiri di daerah CBD Sudirman Jakarta, harus berlangganan dan pakai KTP. Sistem GSM.
Dari gadget juga bergeser dari jaman Erricson ada flip-nya, yang kalau jatuh, baterai dan penutup baterainya lepas, tapi dipasang lagi dan nyambung lagi. Yang antenanya bisa diganti dengan yang lebih pendek dan bentuknya semacam kelereng kecil di ujungnya.
Lalu bergeser lagi ke Samsung SGH.
Terus Nokia yang berwarna Nokia 8230. Karena sinyal di tempat kerja agak susah, lalu saya taruh di atas pintu dan raib karena dicuri orang. Harga saat itu sekitar 2 jutaan lebih.
Masih dengan Nokia... merembet ke Nokia Communicator yang kecil. Orang memanggilnya batu bata, hahaha...
Dengan munculnya Black Berry, maka muncul Black Berry Messenger. Orang lalu gemar memakai BBM yang kalau kirim message tidak perlu bayar setiap messagenya. Selain itu BB memang enak buat ngetik pesan, karena keyboard fisiknya bagus. Merek lain tidak sengetop BB untuk keyboard fisiknya.
Android muncul menawarkan sistem operasi yang open source, sehingga para pembuat gadgetpun tertarik dan menjadi masal. Efeknya, perangkatpun menjadi semakin murah. Dengan pemakai yang banyak, para pengembang aplikasipun berlomba-lomba masuk ke pasar baru yang seksi ini.
Dari segi chat, muncul banyak chat app seperti WhatsApp Messenger, Line, KakaoTalk, dan sebagainya. Sempat banyak applikasi chat yang saya benamkan ke perangkat saya.
BBM pun muncul di sistem Android, namun dengan pengaturan yang berbeda dan terkesan setengah hati. BBM di Android tidak sebanyak pemakai WhatsApp di Android.
Saat ini WhatsApp yang menjadi favorit saya. Yang lainnya sudah di-uninstall atau yang masih adapun menjadi jarang dipakai. Sekarang BBM sudah jarang sekali saya pergunakan, semua saya arahkan ke WA. BBM hanya menjadi cadangan jika WA sedang bermasalah.
WhatsApp sudah maju pesat, Saat ini WA sudah bisa video call. Sebelumnya sudah bisa voice call, jumlah anggota grup yang banyak, attach dokumen-gambar-audio-lokasi-kontak. Bahkan bisa membaca dan menulis di komputer dengan WhatsApp Web (https://web.whatsapp.com/).
Jaman BBM-an dulu, Ping merupakan salah satu yang sering saya terima dan walau tidak terlalu sering saya kirimkan kecuali jika memang sangat urgent. Nah fitur Ping atau sejenisnya belum ada di WhatsApp. Semoga segera diadakan. Untuk mengingatkan pesan penting, kadang saya memakai WhatsApp Voice Call untuk missed call saja, tujuannya agar si penerima pesan segera tahu ada pesan di gadgetnya.
Bagaimana dengan teman-teman semua ?
Bagaimana dengan teman-teman semua ?
PING !
No comments:
Post a Comment